Tata Cara Shalat Gerhana Bulan - Dua hari lagi, tepatnya Sabtu 28 Juli 2018, fenomena gerhana bulan total akan kembali terjadi dan bisa diamati dari seluruh Indonesia.
Gerhana bulan Juli 2018 langka dan istimewa, sebab merupakan gerhana bulan total terlama di abad ini. Gerhana bulan Juli 2018 merupakan fenomena yang memperlihatkan kekuasaan Allah SWT, maka kaum Muslim disunnahkan untuk menunaikan shalat gerhana bulan. Selain mengerjakan shalat gerhana bulan, umat islam juga dianjurkan untuk membaca takbir, berdoa kepada Allah SWT dan bersedekah. Shalat gerhana bulan sebaiknya dikerjakan secara berjamaah di masjid sebelum atau setelah shalat Subuh. Shalat gerhana bulan merupakan amalan sunnah muakkad.
Dalilnya adalah firman Allah SWT :
ÙˆÙŽÙ…Ùنْ آيَاتÙه٠اللَّيْل٠وَالنَّهَار٠وَالشَّمْس٠وَالْقَمَر٠لا تَسْجÙدÙوا Ù„Ùلشَّمْس٠وَلا Ù„Ùلْقَمَر٠وَاسْجÙدÙوا Ù„Ùلَّه٠الَّذÙÙŠ خَلَقَهÙنَّ Ø¥ÙÙ† ÙƒÙنتÙمْ Ø¥Ùيَّاه٠تَعْبÙدÙونَ
Dan dari sebagian tanda-tanda-Nya adalah adanya malam dan siang serta adanya matahari dan bulan. Janganlah kamu sujud kepada matahari atau bulan tetapi sujudlah kepada Allah Yang Menciptakan keduanya. (QS. Fushshilat : 37)
Maksud dari perintah Allah SWT untuk bersujud kepada Yang Menciptakan matahari dan bulan adalah perintah untuk mengerjakan shalat gerhana matahari dan gerhana bulan.
Berikut ini tata cara shalat gerhana bulan :
1. Dua Rakaat
Shalat gerhana dilakukan sebanyak 2 rakaat. Masing-masing rakaat dilakukan dengan 2 kali berdiri, 2 kali membaca qiraah surat Al-Quran, 2 ruku’ dan 2 sujud. Ini didasarkan pada dalil hadis berikut ini:
“Dari Abdullah bin Amru berkata,’Tatkala terjadi gerhana matahari pada masa Nabi SAW, orang-orang diserukan untuk shalat “As-shalatu jamiah’. Nabi melakukan 2 ruku’ dalam satu rakaat kemudian berdiri dan kembali melakukan 2 ruku’ untuk rakaat yang kedua. Kemudian matahari kembali nampak. Aisyah ra berkata,’Belum pernah aku sujud dan ruku’ yang lebih panjang dari ini.” (HR. Bukhari dan Muslim)
2. Bacaan Al-Quran
Shalat gerhana termasuk jenis shalat sunnah yang panjang dan lama durasinya. Di dalam hadits shahih disebutkan tentang betapa lama dan panjang shalat yang dilakukan oleh Rasulullah SAW.
“Dari Ibnu Abbas radhiyallahuanhu, dia berkata bahwa telah terjadi gerhana matahari pada masa Rasulullah SAW. Maka Rasulullah SAW melakukan shalat bersama-sama dengan orang banyak. Beliau berdiri cukup lama sekira panjang surat Al-Baqarah, kemudian beliau SAW ruku’ cukup lama, kemudian bangun cukup lama, namun tidak selama berdirinya yang pertama. Kemudian beliau ruku’ lagi dengan cukup lama tetapi tidak selama ruku’ yang pertama.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Pada rakaat pertama, surat yang dibaca setelah Al Fatihah diutamakan adalah surat yang panjang, seperti Al Baqarah. Sedangkan pada rakaat kedua, setelah Al Fatihah, yang dibaca surat panjang sekitar 200-an ayat, seperti Ali Imran.
Lebih utama bila pada rakaat pertama pada berdiri yang pertama setelah Al-Fatihah dibaca surat seperti Al-Baqarah dalam panjangnya.
Sedangkan berdiri yang kedua masih pada rakaat pertama dibaca surat dengan kadar sekitar 200-an ayat, seperti Ali Imran.
3. Memperlama Ruku’ dan Sujud
Disunnahkan untuk memanjangkan ruku’ dan sujud dengan bertasbih kepada Allah SWT, baik pada 2 ruku’ dan sujud rakaat pertama maupun pada 2 ruku’ dan sujud pada rakaat kedua.
Panjang dimaksud dengan panjang disini memang sangat panjang, sebab bila dikadarkan dengan ukuran bacaan ayat Al-Quran, bisa dibandingkan dengan membaca 100, 80, 70 dan 50 ayat surat Al-Baqarah.
Panjang ruku’ dan sujud pertama pada rakaat pertama seputar 100 ayat surat Al-Baqarah, pada ruku’ dan sujud kedua dari rakaat pertama seputar 80 ayat surat Al-Baqarah. Dan seputar 70 ayat untuk rukuk dan sujud pertama dari rakaat kedua. Dan sujud dan rukuk terakhir sekadar 50 ayat.
Dalilnya merujuk pada hadis-hadis shahih yang telah disepakati para ulama.
“Dari Ibnu Abbas ra berkata,”Terjadi gerhana matahari dan Rasulullah SAW melakukan shalat gerhana. Beliau beridri sangat panjang sekira membaca surat Al-Baqarah. Kemudian beliau ruku’ sangat panjang lalu berdiri lagi dengan sangat panjang namun sedikit lebih pendek dari yang pertama. Lalu ruku’ lagi tapi sedikit lebih pendek dari ruku’ yang pertama. Kemudian beliau sujud. Lalu beliau berdiri lagi dengan sangat panjang namun sidikit lebih pendek dari yang pertama, kemudian ruku’ panjang namun sedikit lebih pendek dari sebelumnya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
4. Setelah shalat gerhana bulan selesai disunnahkan untuk khutbah dan mendengarkannya bagi makmum.
Semoga artikel Tata Cara Shalat Gerhana Bulan bermanfaat.
Referensi : Islampos