Meninggalkan Jejak Setelah Purna Kehadiran

Ada yang tahu nama kakek dari kakeknya? Saya kira, bisa jadi banyak di antara kita yang tidak tahu lagi nama ayah dari kakek kita. Saya sendiri hanya hafal gelar kakek dari ibu, Sutan Bagindo Kayo. Saya lupa nama aslinya. Saya juga hanya tahu nama panggilan kakek dari pihak bapak, Gayiek Patah Tuluk (kakek patah pensil- jangan tanya saya kenapa beliau dipanggil begitu).

Pernahkah mendengar kisah pembelian sumur Yahudi oleh Utsman bin Affan ra untuk masyarakat Madinah? Seorang Yahudi memiliki sumur yang menjadi sumber air banyak masyarakat Madinah. Yahudi ini menjual dengan harga sekehendaknya. Dia bisa menaikkan harga tanpa pemberitahuan. Mirip kenaikan harga di satu wilayah bumi ini.

Harga tinggi air ini menyulitkan Muslim Madinah. Utsman ra mencoba membeli sumur dari Yahudi ini. Tidak mau kehilangan penghasilan, Yahudi menerima tawaran pembelian dengan syarat hak milik bergantian hari. Sehari sumur milik Yahudi. Sehari sumur milik Utsman Ra.

Saat giliran Utsman, Utsman menggratiskan air. Warga Madinah yang memerlukan air kemudian menunggu jadwual hari Utsman. Yahudi tidak memiliki lagi pembeli air. Akhirnya Yahudi menjual keseluruhan hak milik sumur pada Utsman.

Pengelolaan sumur Utsman menghasilkan dana yang dikumpulkan dan dikembangkan menjadi kebun kurma. Dari kebun kurma menjadi masjid dan hotel Utsman bin Affan Madinah. Keuntungan harta wakaf ini separuh digunakan untuk yatim dan fakir miskin, separuh untuk pengembangan wakaf.

Sudah berapa juta, atau miliar, atau triliu anak yatim dan orang miskin yang mendapatkan bantuan? Sudah berapa banyak kebaikan Allah izinkan mengalir pada Utsman bin Affan? Setelah seribu tahun lebih ini?

Usia Utsman bin Affan bisa jadi sama dengan kakek. Mungkin Utsman bin Affan meninggalkan dunia ini lebih dahulu daripada sebagian kakek kita. Tapi, jejak kehadiran beliau di dunia sungguh fantastis. Mengalir deras kebaikan bahkan setelah lebih seribu tahun perginya.

Sungguh cerdas, sungguh taktis lelaki dermawan ini. Semoga Allah limpahi kebaikan berlipat-lipat dan kita dikuatkan meneladaninya.

Wakaf dalam Islam adalah satu dari tiga hal yang dijanjikan Allah Swt pahalanya mengalir walau yang mengerjakannya sudah tidak di dunia lagi. Rasulullah bersabda, “Jika anak cucu adam mati maka semua amal perbuatannya terputus kecuali tiga hal. Sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang mendoakan orang tunya.” (H.R. Muslim). 

Sedekah jariah seperti wakaf yang pada hakikatnya memberikan kepemilikan harta untuk kepentingan umat. Pahala dari wakaf tersebut akan terus mengalir selama harta wakaf bermanfaat bagi umat. Tanah yang diberikan untuk membangun madrasah penghafal Al-Qur’an. Sumur yang diwakafkan untuk para pengungsi. Pohon zaitun yang diwakafkan bagi penjaga tanah kiblat pertama. Bangunan yang diwakafkan sebagai pusat dakwah masyarakat. Semakin banyak kebaikan berasal dari wakaf ini, semakin besar pahala mengalir.

Islam membatasi perlakukan akan wakaf. Dia tidak boleh dijual, tidak boleh diwariskan, dan tidak boleh dihibahkan. Sesungguhnya tanah wakaf tidak boleh dijual, tidak boleh dihibahkan, dan tidak boleh diwaris.” (H.R Bukhari)

Artinya, keluarga pewakaf sedari awal sudah dipahamkan harta wakaf itu bukan lagi milik keluarga, akan tetapi milik umat. Keluarga tidak berhak memiliki, menjual, mengagunkan sertifikat bangunan wakaf ke bank, dan sebagianya. Jangan sampai terjadi lagi kejadian beberapa waktu lalu, ketika ada lembaga yang hendak mengambil paksa bangunan dan tanah lembaga Al-Qur’an karena ketidak-pahaman tentang harta wakaf.

Mumpung nanti Ramadan, masa kebaikan dilipatgandakan pahalanya, mari bersegera mencari peluang berwakaf. Semakin banyak dan besar, jaminan Allah pasti, kebaikan berlipat-lipat dan terus mengalir. Segera cari kesempatan memberikan manfaat bagi dakwah dan umat. Ada banyak kerja-kerja kebaikan di sekitar kita. Pastikan kita terlibat di dalamnya.

Ada banyak skema wakaf untuk kerja kebaikan di Palestina. Mulai dari wakaf sejengkal tanah di Al Quds, sampai sabatang pohon zaitun bagi pembela Bailtul Maqdis. Pastikan kita terlibat di dalamnya. Mumpung Ramadan, ayo berlomba meneladani Utsman bin Affan ra.

Sumber: Majalah Hadila Edisi April 2020

RAMADAN BERBAGI KEBAHAGIAAN

RAMADAN BERBAGI KEBAHAGIAAN

Yuk, menjadi bagian dari perubahan yang membawa manfaat bagi banyak orang!

Detail Campaign
COPYRIGHT © 2024 ALL RIGHT RESERVED BY SOLUSI WAKAF